Kalau pengen roti awet mah, ya jangan dimakan, Mak… 😅
Hehee…
Ya ngapain dibeli kalau ngga dimakan, ya? *tepok jidat*
Ceritanya, di penghujung Ramadhan kemarin si Mamak malah beli roti tawar untuk sarapan sebelum berangkat sholat id, alih-alih masak opor dan bikin ketupat. Anti mainstream, memang.
“Ngga usah lah Mama bikin opor sama ketupat. Toh, dimana-mana menunya ketupat opor juga. Bikin nasi goreng atau apalah yang simple dan beda buat sarapan mah. Biar ngga ‘mabok kupat’.” Kata Papa.
Ya sudah. Mamak sih bahagia saja ngga harus berlama-lama di dapur bikin ketupat sama opor. (Bikin opor masih sanggup, ketupat mah angkat tangan 🙈). Tahun ini menjadi tahun kelima kami berlebaran tanpa opor ayam asli dari dapur sendiri. Hihihi.
Tahun ini, pilihan sarapan jatuh pada roti selai. Beli rotinya di mini market dekat rumah. Brand roti yang biasa kami beli, hanya ada tiga bungkus. Ketiganya bertanggal kadaluwarsa sama: besok hari. Yo wis, dibeli saja. Karena biasanya, sebungkus roti itu dalam sehari juga habis.
Ternyata, kami hanya sanggup menghabiskan setengah bungkus. Perut telah terisi makanan-makanan yang terhidang di sekian rumah sanak saudara yang kami kunjungi. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi membuncit. 🙈
“Duh, ini roti mau dibagaimanakan? Masa dilempar begitu saja ke kolam ikan?”
Sedang sore hari kami mesti berangkat ke Cimindi dan bermalam di sana sambil berkeliling silaturahim mengunjungi keluarga besar Papa. Dua hari lagi kami baru pulang.
“Hmmm…. kenapa ngga coba di……”
Continue reading “Roti Awet Melewati Tanggal Kadaluwarsa? Coba Tips Sederhana ini!”