Alif, Ba, Ta..! (Arsyad Belajar Hijaiyah 3)

Masih berkutat dengan huruf Alif (Ayish, kalau kata Arsyad mah) dan Ba. Mamak memang sengaja tidak beranjak menambahkan huruf hijaiyah lain sebelum Arsyad benar-benar mengingat kedua huruf awal ini. Dia kadang menyebut Alif sebagai Ba, atau sebaliknya. Dia sudah tahu kalau urutan awal hijaiyah adalah alif dan ba, tapi ketika melihat bentuk hurufnya, masih belum bisa mengenalinya dengan mudah. Arsyad sebelumnya sudah kami perkenalkan dengan semua huruf hijaiyah, dari lagu Upin Ipin, buku bantal, dan poster. Lagu hijaiyah Upin Ipin ini mungkin menjadi lagu pertama yang Arsyad dengar. Awalnya, sebelum mengenal lagu-lagu lain, dia selalu senang dan bersemangat ketika kami dendangkan atau perlihatkan video lagi tersebut. Kalau buku bantal, seringnya dia asik memperhatikan gambar binatang yang di dalamnya. Nah, untuk poster, Arsyad biasanya senang jingkrak-jingkrak menunjuk-nunjuk huruf secara acak ketika kami menyanyikan lagu hijaiyah Upin Ipin.

Bagaimana dengan hari ini?

wp-1504975752230.jpg

Pagi-pagi sebelum mandi Arsyad memainkan mobil mainannya beserta kotak hijaiyah bersama Papa. Sehabis mandi, kotak hijaiyahnya duet dengan street mat yang kemarin Papa ambil dari percetakan. Street mat yang terbuat dari bahan spanduk, hehehee. Jadi terpikir sebuah kegiatan belajar hijaiyah lain dengan menggunakan street mat. Yes, nanti kita eksekusi. Mamak kemudian membawakan Arsyad dua buah tutup kotak makan berbahan styrofoam yang sudah ditulisi masing-masing dengan huruf Alif dan huruf Ba menggunakan black permanent marker.

“Arsyad, coba lihat Mama punya apa?”

“Ih.. ieu..!” (Ih.. ini..!) Sambil menunjuk huruf yang ada pada styrofoam. Mungkin maksudnya, Ih itu kan huruf-huruf yang akhir-akhir ini Mamak paksakan untuk aku hafal. Hihihi..

“Huruf apa, Nak?” Menunjuk huruf Alif.

“Ayish..!”

“Pinter.. Huruf Alif. Aaa-lif! Kalau ini?” Menunjuk huruf Ba.

“Hmm.. Ayish..!”

“Bukan. Ini huruf Ba. Ba!”

“Baaaa…!”

“Yuk, coba kita buat Alif sama Ba-nya jadi warna-warni..” Kemudian memberikan contoh pada Arsyad, menempelkan dua buah paku kecil ke atas garis yang membentuk huruf alif.

“Hati-hati, ya. Ini paku. Tajam. Bisa nusuk.”

“Keut.. njos.. akit..” (Seukeut, nojos, sakit/ Tajam, nusuk, sakit)

“Iya, hati-hati, ya. Yuk, tusuk ke sini.”

“Ati.. atiii…!” (Hati-hati)

Awalnya, Arsyad menusukkan paku ke area kosong, bukan ke atas garis. Ketika Mamak beritahu lagi instruksinya, dia pun kemudian dengan tekun mengambil paku dan menancapkannya ke atas garis. Ketika mengerjakan huruf Ba, dia menumpahkan paku-paku yang ada di dalam wadah yang Mamak pegang, ke atas styrofoam dan mengambil satu per satu untuk ditancapkan ke garis huruf Ba. Kadang dia iseng menancapkan paku ke area kosong lagi sambil bilang, “Eee.. eee.. eee.. eee..eee..!” 😀

“Yeeee…!” Katanya setelah kedua styrofoam selesai dihas.

“Wah.. bagus! Alhamdu..”

“Yiyyaah.!”

“Ini huruf apa, Arsyad?” Menunjuk huruf Ba.

“Hmmm.. Ba…!”

“Betul..! Kalau ini? Huruf…?” Menunjuk huruf alif.

“Ba…!”

“Eh, bukan.. ini huruf Alif. Aaa…?”

“Yish..!”

wp-1504975714284.jpg

Siangnya setelah dia bangun tidur dan makan, Mamak ajak untuk menghias lagi huruf Alif dan Ba. Kali ini yang dihiasnya adalah kertasnya dengan cara melukis daerah yang masih kosong dengan metode stampping. Tapi Mamak harus gigit jari, karena Arsyad lebih tertarik untuk main air di tempat pencucian piring. Ya sudah, Mamak temani dia sambil mengajaknya mengobrol. Setelah agak lama, barulah dia mau melirik ke arah kertas, cat merah, kuning dan biru yang Mamak buat mendadak dari campuran air, terigu dan pewarna makanan, dan beberapa sisa potongan ujung sayuran (wortel, bawang bombay, dan sawi putih). Saat Mamak ceritakan apa yang akan kami lakukan dengan semua itu dan melakukan demonstrasi, Arsyad akhirnya mau meninggalkan keasikannya bermain air.

“Ayo kita hias dulu kertas ini. Ada huruf apa di sini?”

“Ayish..!”

Dan kegiatan stamp painting-nya hanya berlangsung sekitar beberapa menit saja. Hahaa.. (ketawa miris) Setelah mencampurkan cat kuning dengan biru dan mengecao kertas dengan tenaga super sehingga timbul cipratan cat ke sekitarnya, Arsyad kemudian kembali ke tempat pencucian piring. Mungkin kegiatannya kurang menarik karena efek tekstur ujung sayurannya kurang terlihat gegara Mamak pakai cat terigu yang kurang kental dan kertas HVS. Seharusnya pakai kertas tebal semacam duplek atau kain. Meskipun kegiatannya sederhana, perlu direncanakan dengan baik dan jangan sampai mendadak bebikinan medianya. PR untuk ke depannya. Hehehee..

wp-1504976201625.jpg

#Day3 #Level4 #GayaBelajarAnak  #Tantangan10Hari #KuliahBunSayIIP

One comment

Leave a comment